Pesona Gua di Air Terjun (Curug) Lawa, Gandatapa, Sumbang

Pendatang baru, namanya Hegar,
    Saat orang mendengar Kecamatan Sumbang, Banyumas maka akan langsung terbersit Curug Ceheng, sebagai salah satu potensi wisata andalan. Tak lain karena pengelolaan Curug Ceheng yang sudah sangat lama sekaligus keindahan derasnya air terjun yang melingkar itu.

    Namun, ada satu potensi curug yang terlampau indah dan masih terpendam di Kecamatan Sumbang. Adalah Curug Lawa. Tepatnya di Desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang. Bahkan, saya dan teman-teman yaitu Amin Bellet, Priyo Singgih Ramadhan, dan Hegar (seolah-olah) berani mengatakan ini jauh lebih menarik ketimbang Curug Ceheng.


    Pertanyaan sederhananya? Kenapa bisa seperti itu?  
    Ya, itu karena kami telah melihat lokasinya.
    Perjalanan kami diawali dengan ketidaksengajaan. Waktu itu, Selasa, 5 April 2015, sehabis sarapan di rumah, saya merasa ngantuk pukul 08.30. #Wah, sungguh bukan suatu hal yang baik kalau tidur lagi.
    Aku pun memutuskan out dari rumah. #oh ya, just info, saya kerjanya malam (jadi kalau siang ya pengangguran, hehe.. kali aja ada yang nawarin job sesuai hobi saya yang suka jalan-jalan).
    Seperti biasa, aku langsung bikin sasaran. Tujuannya ke rumah Amin Bellet di komplek Watu Mas, Prompong. Sebelum saya berangkat, dia telah saya sms, dan mengaku sedang berada di kolam ikan (blumbang, red).
    Ngomongin Amin Bellet nih, dia lagi merintis  usaha sebagai seorang pedagang ikan yang besar. Maka, di tulisan ini, aku pun mendoakannya. #ngeneh min, sewungamatus, wis disanjung sie. 
    Tak lama, setelah di rumah Amin, obrolan meluncur. Biasa, pasti ngobrol Curug.
    "Curug Lawa bae apa Sumbang, aku be urung tau," kata Amin sambil menambahkan akan mengajak dua temannya.
    Selang setengah jam, Priyo Singgih Ramdhan datang. Dia salah satu teman Amin yang sudha lama kukenal. Satunya, adalah Hegar dan janjian ketemu di SMP N 1 Sumbang. #Di sini, kadang kami merasa sedih karena menunggu lama Hegar (awas, aja maning-maning gar, wkwkw). Setelah Hegar datang, kami lanjut. Kami Hanya berbekal informasi bahwa ada Curug diatas Curug Ceheng.

tek dongakna dadi pengusaha iwak banyu

jenenge priyo singgih ramadan. senenge jlag-jlagan
***
       Tak lama setelah melewati Curug Ceheng, kami menanyakan ke penduduk sekitar. Tepatnya ke warung sembako. ya, dia bilang ada. Lokasinya, lurus terus, nanti ada Masjid di kanan jalan, tepat di pertigaan. Lalu belok kiri, ikuti jalan, dan parkir di lapangan yang tidak begitu luas.
    Kami parkir di situ. Dari orang di sekitar lapangan yang tidak luas itu, arah Curug Lawa ke jurang di bawah yang memang sudah  ada jalan setapak. Baru saja melangkah dua menit, tiba-tiba Curugnya sudah kelihatan. Cling, ngirit tenaga juga. #Karena akses yang gampang, kami yakin, berpotensi menjadi wisata yang ramai.

hanya berjalan dua menit menuju lokasi Curug Lawa
   
***

    Sungguh, aliran airnya deras. Lokasi cerukan dan sekeliling bersahabat untuk kami dekati. Pas nyemplung di airnya, paling hanya dua meteran. #Dalam juga. Tapi aman untuk berenang. Kami pun langsung berenang. Karena air merupakan aliran Sungai dari Gunung Slamet, maka masih begitu jernih. Segar melepas seluruh penat kami.
    Tak cuma itu, bebatuan di sekitar lokasi Curug juga menjadi tempat yang pas untuk sekedar duduk-duduk memenjakan mata melihat ribuan kibik air yang tertumpah entah dari mana asalnya itu. Sungguh Grujukan air yang tak henti barang sedetikpun. Sambil menikmati bekal, kami pun menikmati keindahan dari Tuhan kami.
   
***
    Selang lima menit kami menuruni bebatuan yang ada di bawah Curug Lawa, bebatuan besar memang sudah terlihat. Lompat dan melompat kami lakukan. Dari satu batu ke batu yang lain. Sambil berhati-hati, tibalah kami di sebuah batu besar yang menjadi aliran air.


lokasi curug pawon, dibawah Curug Lawa
    Bila didefinisikan akan seperti ini!

    Batu itu memanjang dari atas ke bawah. Batu itu pula menjadi aliran air dari Curug Lawa. Artinya, air itu mengalir di atas cerukan batu yang besar itu. Bahkan, di sisi kanan (bila dari atas) ada sebuah gua yang gampang terlihat. Melihat hal itu, kami langsung menyusuri segala penjuru.
    Sungguh, Tuhan itu Maha Kuasa atas segala rupa dan bentuk ciptaan. Mampu menciptakan suatu keindahan yang tiada tara bagi manusia dan segalanya.
    Saat kami menyusuri itu, tak cuma gua yang sudah terlihat yang kami dapati. Di bagian bawah cerukan aliran sungai itu, kami melihat pula sebuah gua yang tak begitu dalam. Sekitar delapan meter. Aliran air pun masuk ke dalam gua itu. Kami mencoba masuk. Sungguh, sebuah panorama yang begitu indah terlihat dari dalam gua. Airnya yang bening kehijauan laksana karpet yang terbentang. Di selingi dengan hiasan air terjun kecil yang menawan.
    Kami mendapati penduduk lokal yang ada di wilayah itu. Sebutan curug itu adalah Curug Pawon. Maka, selain menikmati kuasa Tuhan atas keindahan Curug Lawa, kami juga menjelajah di Curug Pawon.

bagian tengah Curug Pawon



dibalik ramat

terkagum-kagum

Seolah mengangkat dinding gua 

Yang punya blog di gua di dalam Curug Pawon

foto dari dalam 

***
    Usai di tempat itu, kami menyusuri lagi  ke bawah. Ada satu lagi air terjun. Bahkan, lebih lebar dari Curug Lawa. Namanya, #aduh saya lupa. Tapi, kami belum menyusuri ke sana. Lain kali, kami akan turun lebih dalam. Pastinya, ini adalah rangkaian cerita Curug di Kecamatan Sumbang selain Curug Ceheng.
    Oh ya, satu lagi pemandangan menawan di komplek lokasi itu. Adalah area hijaunya lapangan di atas Curug Pawon. Lokasi itu sungguh seperti tertata dengan baik. Bahkan, beberapa batu besar yang ada, menjadikan kami makin ingin lama-lama untuk berada di situ.
    Sungguh  suatu saat, desa harus bisa mengelola Curug Lawa agar bisa menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata, Pokdarwis desa setempat. Maka, saat saya menulis tulisan ini, maka saya sudah menyampaikan gagasan untuk mengelola Curug Lawa, kepada desa setempat.

panorama di Curug Lawa

Suaasana di Curug Pawon

Komentar