Calon Sekda Banyumas (masih) Misteri

15/11/2013
Filsuf fenomenologi dan eksistensialisme asal Prancis Gabriel Marcel (1889-1973) menyebut misteri sebagai sesuatu yang melampaui daya nalar manusia. Misteri bukan untuk diungkap namun selayaknya dialami, dirasakan, dan kemudian dipercaya.
Misteri sang filsuf rupanya nyata pada diri Mike Tyson. Pada 1 Agustus 1987, Mike Tyson menjadi juara tinju dunia kelas berat termuda. Sejak itulah, Tysonmania menyebar ke seluruh jagad raya. Mike Tyson sukses menjadi ikon tinju dunia dan simbol 'power'.
Tak mengherankan juga, bila berbagai julukan media menancap kuat pada sosok pemuda yang dulu bukanlah siapa-siapa itu. Sekedar cerita, Mike Tyson kecil adalah bocah yang tiap hari bisanya bikin masalah dan keluar masuk tempat rehabilitasi anak-anak nakal. 
Namun, sejak terkenal, Mike Tyson berubah 360 derajat. Kehidupannya bergelimang dengan ketenaran, uang, kekayaan, dan wanita. Dia menjadi selebritas kelas atas yang suka pesta sampai mabuk hingga melupakan kedisiplinan berlatih ala profesional.
Petaka akhirnya tiba. Jutaan pasang mata di dunia pada Minggu 11 Februari 1990 melihat kejatuhan si Leher Beton. Mike Tyson bertekuk lutut dihajar pukulan hook kanan beruntun dan telak oleh petinju tak terkenal James 'Buster' Douglas pada ronde ke-10
Setelah itu, Mike Tyson mengalami stres, murung, dan lemas tak percaya. Bahkan, tersandung masalah pemerkosaan. Itulah misteri kehidupan yang proses perjalanannya panjang penuh dengan liku dan tak seorang pun tahu. Misteri dimana hanya Mike Tyson yang mengalami, merasakan, dan kemudian memercayainya seperti diungkap oleh Sang Filsuf itu.  
Di satu kesempatan, Tyson mengungkap misterinya.  Salah satunya tentang D'Amato, pelatih gaek Tyson sebelum dirinya tenar. Tyson menyebut bahwa dia yang membina, mendidik, menanamkan kedisiplinan, dan melatihnya bagaimana mengendalikan diri.
“Dia menghancurkan hidup saya (karena mengenalkan pada tinju). Tapi kemudian ia membangunnya kembali,” ungkap Tyson menggambarkan sosok D'Amato pada suatu kesempatan.
Di Indonesia, kemenangan, popularitas, uang, kekayaan, hura-hura, dan wanita menjadi acara harian di televisi.
Sebut saja, Achmad Fathanah, yang kemudian divonis korupsi. Achmad Fathanah telah menjalani misteri hidupnya. Setelah terpuruk itu, (semestinya) tinggal bagaimana dia mengungkap misteri hidupnya dengan baik. Pastinya pula, sejak kecil dia telah ada yang membina, mendidik, menanamkan kedisiplinan, dan melatihnya bagaimana mengendalikan diri.
Lalu, yang terbaru, adalah Akil Mochtar, yang disangka korupsi dimana kemudian memunculkan keterkaitan dengan pedangdut ternama. Kekuasaan, kepopularitasan, wanita, dan uang, lagi-lagi menjadi misteri hidup yang luar biasa! 
Di Banyumas, calon Sekda masih misteri. Pilihannya ada tiga. Siapapun yang menjadi Sekda bakal menorehkan catatan sejarah sendiri. Mereka bakal menjadi Sekda pertama yang dites Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Tiga kandidat tersebut ialah, Kepala Dinas Pendidikan Wahyu Budi Saptono, Assisten Pemerintah Sekda Purwadi Santoso, dan Kepala Bappeda, Didi Rudwiyanto. Ir Achmad Husein, Bupati Banyumas mengakui dirinya hanya sebatas mendampingi ketiga bawahannya itu saat tes di Semarang.
Misteri yang disebut Filsuf Gabriel Marcel nyatanya menjadi pas dengan proses seleksi sekda itu. Ketiga kandidat telah mengalami proses seleksi, merasakan proses seleksi, namun belum tahu apakah kemudian dipercaya seperti yang dikatakan Sang Filsuf.
Lalu, setelah ada hasil siapa sekda banyumas ke depannya, tentunya, misteri hidup ketiga nama kandidat hendaknya tidak berubah. Harus Lempeng tur Mempeng seperti jargonnya Bupati.  Tidak seperti Achmad Fathanah, Akil Mochtar, bahkan Mike Tyson saat diberi kekuasaan, kewenanganan, kepopularitasan, dan uang kemudian berubah 360 derajat. Semoga, amanah untuk masyarakat menjadi hal yang utama. (*)  

Komentar