Gila! dini hari kemarin saya seperti mimpi saat nonton siaran langsung Manchester United lawan Bayern Muenchen dalam leg 1 babak delapan besar Liga Champions. Gila dan kaget karena penampilan pasukan Moyes yang begitu rapi. Tidak kedodoran seperti celana melorot seperti (biasa) saat tampil di Liga Inggris. Tidak membuat ngantuk seperti saat (biasa) bertanding di Premier Liegue.
Maka, benar saja, ketika teman saya menjagokan Rooney dkk saat laga melawan Muenchen. Saking Pedenya, sampai menantang taruhan. Akh, dosa itu! Tapi, kalau hanya untuk semangkok bakso. Ayo..!!
Sebelum pertandingan, sudah saya bayangkan bakso itu. Sudah saya siapkan perang kata-kata mencela karena (saya) hanya menganggap Muenchen yang bakalan menang lalu United yang kalah! Bahkan, saya sudah anggap teman saya itu kalah.
Namun, ketika laga berjalan, mimpi suram datang. Old Trafford mengamuk. Wellbcak yang dipasang di depan seringkali mendapat peluang. Sampai-sampai, akhirnya benar saja. Saya terkulai atas satu gol dari Vidic. 1-0 untuk United!
Bakso yang sedianya sudah saya bayangkan pun tumpah. Berantakan di lantai mimpi saya. berserakan karena Vidic. Huh..
Tapi perang belum usai, baru di menit 58. Masih ada 32 menit di belakang. Menit-menit sisa ini saya harapkan agar bakso saya bisa dikembalikan oleh pasukan Pep Guardiola. Pasukan dari pelatih yang telah meninggalkan Barca dengan segudang prestasi ini.
Benar saja! Cuma cukup butuh waktu sembilan menit. Si Bastian Schweinsteiger yang memanfaatkan assist tandukan Mario Mandzukic berhasil menjebol gawang si Setan Merah. Old Traford yang berisik terdiam. Sorot kamera saat siaran langsung di SCTV itu pun mengambil slot muka penonton. Terdiam mereka. Sukurin.
Sayang, bakso itu lagi-lagi tumpah saat peluit panjang berbunyi. Sebabnya, kedudukan 1-1. Pun demikian dengan teman saya, baksonya tumpah. Sama-sama tumpah yang saya artikan, sama-sama tidak mendapat gratisan bakso. Alias, bayar sendiri-sendiri. Hehe.. Taruhan pun bubar.
Ya, Moyes tersenyum usai laga itu. Senyuman yang membuat bakso saya melayang.
Mengutip jawapos, Manchester United membalik ramalan banyak pihak. Alih-alih dibantai dengan skor besar, Setan Merah justru menahan imbang Bayern Muenchen 1-1. Bayern memang mendominasi penguasaan bola, namun taktik pelatih United David Moyes lebih jitu.
Bayern mendominasi penguasaan bola dengan total dengan 74 persen. Pasukan Pep Guardiola mencatat 767 umpan. Bandingkan dengan United yang cuma melakukan 249 passing. Akurasi umpan United juga 66,7 persen. Meski menguasi bola, Bayern nyaris tak berkutik karena organisasi pertahanan United yang sangat rapi.
Cara United untuk menahan Bayern adalah bertahan total dan melakukan taktik counter attack. Dari siaran itu, terlihat bagaimana posisi pemain United sepanjang pertandingan. Juga bagaimana garis pertahanan United yang sangat dalam ke belakang atau cuma berkutat di 22 meter akhir.
Bayern sendiri selamat dari kekalahan berkat kelemahan di sektor kanan. Gol Bastian Schweinsteiger memanfaatkan assist tandukan Mario Mandzukic menit ke-66. Pertahanan sektor kanan yang digalang Alex Buttner pantas disalahkan.
Apapun itu, Moyes telah membuat dunia terkejut dengan penampilan anak asuhnya di setiap Liga Champions. Performa United di Liga Champions berbeda jauh dari kompetisi domestik. Pertahahan sangat solid. Nemanja Vidic menjadi karang yang sangat sulit ditaklukkan. Penempatan posisinya pun impresif.
Coba kalau penampilan di Champions ini dibawa ke Premier Legue. Tentu, bakso saya akan sering tumpah. Dasar Moyes! (*)
Maka, benar saja, ketika teman saya menjagokan Rooney dkk saat laga melawan Muenchen. Saking Pedenya, sampai menantang taruhan. Akh, dosa itu! Tapi, kalau hanya untuk semangkok bakso. Ayo..!!
Sebelum pertandingan, sudah saya bayangkan bakso itu. Sudah saya siapkan perang kata-kata mencela karena (saya) hanya menganggap Muenchen yang bakalan menang lalu United yang kalah! Bahkan, saya sudah anggap teman saya itu kalah.
Namun, ketika laga berjalan, mimpi suram datang. Old Trafford mengamuk. Wellbcak yang dipasang di depan seringkali mendapat peluang. Sampai-sampai, akhirnya benar saja. Saya terkulai atas satu gol dari Vidic. 1-0 untuk United!
Bakso yang sedianya sudah saya bayangkan pun tumpah. Berantakan di lantai mimpi saya. berserakan karena Vidic. Huh..
Tapi perang belum usai, baru di menit 58. Masih ada 32 menit di belakang. Menit-menit sisa ini saya harapkan agar bakso saya bisa dikembalikan oleh pasukan Pep Guardiola. Pasukan dari pelatih yang telah meninggalkan Barca dengan segudang prestasi ini.
Benar saja! Cuma cukup butuh waktu sembilan menit. Si Bastian Schweinsteiger yang memanfaatkan assist tandukan Mario Mandzukic berhasil menjebol gawang si Setan Merah. Old Traford yang berisik terdiam. Sorot kamera saat siaran langsung di SCTV itu pun mengambil slot muka penonton. Terdiam mereka. Sukurin.
Sayang, bakso itu lagi-lagi tumpah saat peluit panjang berbunyi. Sebabnya, kedudukan 1-1. Pun demikian dengan teman saya, baksonya tumpah. Sama-sama tumpah yang saya artikan, sama-sama tidak mendapat gratisan bakso. Alias, bayar sendiri-sendiri. Hehe.. Taruhan pun bubar.
Ya, Moyes tersenyum usai laga itu. Senyuman yang membuat bakso saya melayang.
Mengutip jawapos, Manchester United membalik ramalan banyak pihak. Alih-alih dibantai dengan skor besar, Setan Merah justru menahan imbang Bayern Muenchen 1-1. Bayern memang mendominasi penguasaan bola, namun taktik pelatih United David Moyes lebih jitu.
Bayern mendominasi penguasaan bola dengan total dengan 74 persen. Pasukan Pep Guardiola mencatat 767 umpan. Bandingkan dengan United yang cuma melakukan 249 passing. Akurasi umpan United juga 66,7 persen. Meski menguasi bola, Bayern nyaris tak berkutik karena organisasi pertahanan United yang sangat rapi.
Cara United untuk menahan Bayern adalah bertahan total dan melakukan taktik counter attack. Dari siaran itu, terlihat bagaimana posisi pemain United sepanjang pertandingan. Juga bagaimana garis pertahanan United yang sangat dalam ke belakang atau cuma berkutat di 22 meter akhir.
Bayern sendiri selamat dari kekalahan berkat kelemahan di sektor kanan. Gol Bastian Schweinsteiger memanfaatkan assist tandukan Mario Mandzukic menit ke-66. Pertahanan sektor kanan yang digalang Alex Buttner pantas disalahkan.
Apapun itu, Moyes telah membuat dunia terkejut dengan penampilan anak asuhnya di setiap Liga Champions. Performa United di Liga Champions berbeda jauh dari kompetisi domestik. Pertahahan sangat solid. Nemanja Vidic menjadi karang yang sangat sulit ditaklukkan. Penempatan posisinya pun impresif.
Coba kalau penampilan di Champions ini dibawa ke Premier Legue. Tentu, bakso saya akan sering tumpah. Dasar Moyes! (*)
Komentar