Final Champions 2013-2014 : Ramos Penyelamat, Bale Penentu, Marcello Pengunci, Ronaldo Penggembira

AFP PHOTO / CURTO DE LA TORRE
Diego Godin Korbannya 


Dramatis. Begitulah akhir drama Final Champions 2013-2014. Satu tangan Atletico Madrid yang sudah memegang satu kuping Piala Champions sejak Diego Godin bikin gol di menit 36 dilepas secara paksa dan tegas oleh kepala Sergio Ramos dimenit 90 plus tiga menit. Impian mengangkat dua kuping piala Champions oleh penggawa Atletico pun buyar saat itu.
    Ya, Sergio Ramos menjadi penyelamat muka Real karena menyamakan kedudukan dan memaksa babak tambahan waktu di final Champions di Stadion Da Luz Lisbon Portuga, 24 Mei 2014. Ramos menjadi penyelamat sekaligus dewa bagi Iker Casillas yang nyata-nyata membikin blunder terjadinya gol pertama Atletico.
    Setelah Ramos, pria termahal di jagad bola membuktikan asanya. Adalah Gareth Bale yang membuat Real unggul dalam babak extra time di menit ke-110. Cortuis, Kiper Atletico hanya melongo. Seolah tak percaya gawangnya telah kemasukan satu gol lagi akibat tandukan bale. Dalam tayangan televisi, Curtois menghela napas panjang.
    Bagi saya, dalam posisi kedudukan 2-1 itu, Bale lah penentu kemenangan Real Madrid. Bukan gol Marcello menit 118. Apalagi gol Ronaldo di menit 120. Kenapa, karena gol Marcelo hanya pengunci, bukan menjadi penentu. Lalu, gol Ronaldo hanyalah gol hiburan. Pemikiran saya, tanpa dua gol itu, Real Madrid masih unggul 2-1 kan.
    Ya, saat Bale menceploskan gol tersebut, ruang lintas pikiran saya langsung mundur ke awal musim 2013-2014 lalu. Siapa (orangnya) yang begitu ngotot meminta Bale gabung ke Real Madrid dari Totenham Hotspur Desember 2013. Siapa yang memaksa Real membeli bale dengan harga triliunan Rupiah itu. 
    Siapa, dan siapa?
    Pertanyaan ini sebenarnya sudah mengemuka di benak saya sejak Real memenangi Copa Del Ray kemarin. Waktu final itu, Real juga mengangkat trophy Piala Raja Spanyol berkat Bale. Melalui aksi dari sisi kiri dengan melewati bek Barcelona, Bale mengubah skor 2-1 untuk kemenangan Real di menit ke 85.
    Saya (akhirnya) memilih memiliki pemikiran kontra. Jangan-jangan, jangan-jangan, siapapun (orangnya) yang meminta Gareth Bale ke Real Madrid bisa membaca tabir masa depan. Bahwa Bale adalah penentu di Real Madrid di masa mendatang.
    Akh, tapi, itu pikiran setan saya. Mana ada orang yang mampu membaca masa depan dimana itu rahasia tuhan (terkecuali itu memang amanah Tuhan).
    Cuman, nyatanya, pembelian lelaki berusia 24 tahun dimana Real merogoh kocek hingga 1,4 triliun Rupiah kini berbuah. Bale yang tadinya bukan siapa-siapa sudah menjadi dewa berbeda di dua pertandingan penentu bersama rekan-rekannya.
    Maka, saya ucapkan selamat bagi orang yang ngotot meminta Bale pindah ke Real. Saya yang tadi ngomong siapapun Anda yang mengetahui masa depan,  saya ralat. Ralat dengan kalimat; Selamat, "prediksi" bale ke Real Madrid benar-benar ampuh.
    Untuk Atletico, tim milik Simeone ini luar biasa. Tanpa ada Atletico di final Champions 2013-2014, Real Madrid tidak akan juara sedramatis ini. Coba kalau di final itu Real Madrid melawan Chelsea. Pasti tulisan ini saya rubah dengan dominasi kata 'parkir' bus. hehe..  (tangkas pamuji)

Komentar