Langkah Icha, panggilan dari Aqilla Firsta Raisa gontai saat menanjak. Belum juga tiga tahun waktu itu. Pun demikian dengan istriku. Mengap-mengap. Sampai tenggorakannya kering.
Mereka berdua kompak sesaat setelah jalan sekitar 10 menit; minta istirahat total. Sambil merengek, Icha minta dibuatin susu. "mimi dot," ucapnya singkat, padat, jelas, dan memerintah.
Sedang istriku meminta bekal rames dan minuman dingin. Katanya sih, suren. wakakak..
Selang setengah jam, saat santai ngedot itu, aku memancingnya.
"Ikh.. di depan ada bolang," kataku.
Ya, bolang, singkatan dari bocah petualangan. Anakku, Icha, sudah tahu bolang sejak lama. Tapi dari televisi (jadi tontonan siang hari di trans 7). Icha Bergegas beranjak. Dot tak dipedulikan. Sambil sedikit lari, Ica menghampiri bocah-bocah asli Dusun Kalipagu, Baturraden yang sedang bermain air sambil berlarian.
Senyum mengembang keluar dari mulutnya. Ibunya pun ngos-ngosan memegangi. Usai dari situ, jalan panjang ditempuh mereka sampai di bendungan jepang yang berada di atas. Alhamdulillah, sampai juga ke DAM Jepang.
"Yah, kok gerimis," kata Icha.
"Modyar," batin saya.
"Yuk pulang," kataku setelah menghabiskan dua gelas air badeg.
Alhamdulillah, ternyata hanya rintik yang menemani sampai perjalanan pulang. Malamnya, kaki kaku akibat mrengkel di rasa mereka. Aku pun hanya membatin.
"Ujare nyong ora ya, ngemban Icha kiehk," kembali membatin sambil melhat keduanya tertidur pulas di kamar yang menjadi saksi sejarah kehidupan kami.
Komentar