Antara Jumat atau Sabtu. Antara tanggal 27 Februari atau 28 Februari 2015. Yang jelas, antara pukul 23.00 (masuk hari Jumat) atau pukul 00.20 (masuk hari Sabtu). Yang jelas, itu adalah waktu-waktu aku pulang ke rumah.
Seperti biasa, kunci garasi langsung aku buka, motor langsung kumasukkan. Begitu garasi kututup, kaki melangkah ke ruang tamu yang berhias lampu kuno menggantung di tengahnya.
Bergegas aku menuju kamar tengah untuk segera menggantungkan tas kerja di daun pintu lemari. #Eitss... dua langkah sebelum masuk kamar tengah, ada hal yang bikin mata tak nyaman. Adalah; tumpukan plastik di ruang depan tv. Pikirku, setiap kali pulang dini hari itu, rumah pasti dalam keadaan serba tertata. Bersih dan rapi.
"Tapi kok, kali ini ada plastik berserakan," batinku.
Kudekati plastik itu. Kupakai kaki untuk menggesernya.
"Wah, sandal baru. Sendal gunung pula,"
"Kok untuk ukuranku ya,"
Hemhh, seperti biasa. Pasti ini kerjaan istriku.
Benar saja, saat kuintip dari pintu kamar, masih melolor matanya lihat hape. Biasanya, saat aku pulang, istri juga tak bangun. Diledekin (ups, khusus cerita dewasa) juga paling geser ke kanan dan kiri.
Hemh, kali ini, saat ada sendal di ruang depan tv, tersenyum dia. Aku pun langsung cium pipi kanan dan kiri sekaligus keningnya (Ini anak-anak juga boleh tahu, bukan khusus dewasa kan..).
"Makasih ya bu. Anu ana apa koh, deneng tumben nukokna sendal sepatu (ada apa koh bu, kok beliin sendal sepatu),"
Jawabannya..........
"Noh liat di foto yang diupload ya,"
Usai di jajal sepatu itu, selanjutnya saya menjajal... (#sudah-sudah, yang ini di sensor ya, tapi, biar nggak penasaran, saya jawab dulu deh; menjajal sendal sepatu sampai ketiduran. cerita parah ini)
Seperti biasa, kunci garasi langsung aku buka, motor langsung kumasukkan. Begitu garasi kututup, kaki melangkah ke ruang tamu yang berhias lampu kuno menggantung di tengahnya.
Bergegas aku menuju kamar tengah untuk segera menggantungkan tas kerja di daun pintu lemari. #Eitss... dua langkah sebelum masuk kamar tengah, ada hal yang bikin mata tak nyaman. Adalah; tumpukan plastik di ruang depan tv. Pikirku, setiap kali pulang dini hari itu, rumah pasti dalam keadaan serba tertata. Bersih dan rapi.
Bungkusnya saja dikasih tulisan (sayang sandal barunya lupa nggak dikeluarin) |
Dasar kaki besar, tetep bae ra matching. tapi nyaman. malam dijajal, pagi langsung cur ke Curug Nangga. |
Kudekati plastik itu. Kupakai kaki untuk menggesernya.
"Wah, sandal baru. Sendal gunung pula,"
"Kok untuk ukuranku ya,"
Hemhh, seperti biasa. Pasti ini kerjaan istriku.
Benar saja, saat kuintip dari pintu kamar, masih melolor matanya lihat hape. Biasanya, saat aku pulang, istri juga tak bangun. Diledekin (ups, khusus cerita dewasa) juga paling geser ke kanan dan kiri.
Hemh, kali ini, saat ada sendal di ruang depan tv, tersenyum dia. Aku pun langsung cium pipi kanan dan kiri sekaligus keningnya (Ini anak-anak juga boleh tahu, bukan khusus dewasa kan..).
"Makasih ya bu. Anu ana apa koh, deneng tumben nukokna sendal sepatu (ada apa koh bu, kok beliin sendal sepatu),"
Jawabannya..........
"Noh liat di foto yang diupload ya,"
Usai di jajal sepatu itu, selanjutnya saya menjajal... (#sudah-sudah, yang ini di sensor ya, tapi, biar nggak penasaran, saya jawab dulu deh; menjajal sendal sepatu sampai ketiduran. cerita parah ini)
usai dari curug dicuci digantung |
Komentar