|
Bunga dan ikannya warna warni |
Kalau tulisan sebelumnya terbiasa cerita soal blusukan ke antero curug di Banyumas, kali ini mau nulis yang ringan saja. Enteng menulisnya. Ide juga banyak. Apalagi, spot kali ini di tengah kota. Bisa dijamah siapapun. Bisa sampai ke lokasi dengan bersepeda, dengan motor, bus, angkot, sampai koperades.
Bahkan, bila mau kesana, disarankan bawa anak kecil bagi yang sudah berkeluarga. Kalau belum berkeluarga, ya ajaklah pacarmu. Kasihan pacarmu kalau kamu terus-terusan main sama temen-temen yang suka blusukan aja. #sejatinya aku yang tepok jidat karena icha dan istriku yang minta jalan-jalan.
|
gazebo berhias bunga |
|
gazebo di tengah danau buatan |
So, inilah spot baru yang baru pernah aku kunjungi; Balai Kemambang Purwokerto. Alamatnya ada di Jalan Raya Karangkobar, Bancar Kembar, Purwokerto Utara. Inilah taman rakyat. Taman yang bea masuknya cukup Rp 2.500. Awas kalau dikorupsi!
|
pak lik bulik, dan eyang makanin ikan mas, kalper, mujahir, dan teman-temannya |
|
bayangan |
|
segar penuh bunga |
Oh ya, waktu paling bagus kalau mau jalan-jalan ke Balai Kemambang (katanya) jam 5 pagi dan jam lima sore. Mestinya ya usai Subuhan, langsung cus ke lokasi yang dulunya hanya tanah negara yang terbengkalai. Kalau dateng jam 5 pagi, bisa dapet foto bagus di taman kota dengan berlatar belakang Gunung Slamet, gunung terbesar di Pulau Jawa. Bisa masuk gratisan pula. #lha wong penjaga ticketingnya aja belum dateng. Terus, kalau dateng jam 5 sore, dapet sunset p
ula. #lha wong penjaga ticketingnya pasti sudah pulang.
Tapi ini katanya lho. Aku belum membuktikan!
|
momong |
|
sarapan |
|
sarapan bareng |
Tapi, saat aku datang hari Minggu lalu, jarum jamnya itu sudah persis melewati angka tujuh. Jarum panjangnya berimbang. Nggak mau berat ke tujuh, maupun berat ke angkat delapan. Kata Icha, itu jam setengah delapan pagi saat aku tiba di lokasi.
Bersama anakku Icha, istriku, buyutnya Icha, bulik, pak lik, sama dua ponakanku pun menjelajah Taman Kota Balai Kemambang. Ceria semuanya. Happy juga. Embah buyut pun berkenan jalan-jalan. Icha saja ngehabisin dua kantong pakan ikan. Belum dua ponakanku yang juga ngasih makan. Di sisi utara, ada taman bermain anak. Ada mainan (aduh, saya nggak tahu namanya); sepeda-sepedaan kecil itu lah (nanti lihat di foto ya)
|
mainan bareng |
|
makan di gazebo |
Oh iya, Taman Balai Kemambang ini dibuat seperti danau besar berbentuk lingkaran. Di danau itu, ada ikan mujahir, kalper, ikan mas warna warni, dan beberapa jenis ikan lainnya. Pengunjung dipersilakan memberi makan. Sudah disediakan pula penjual makanan ikan yang biasa disebut pelet. Ada pula gardu pandang dan berbagai macam tanaman hias lainnya.
Hebatnya, ikan disitu tak megap-megap walau terus berenang sepanjang hari. Tak kedinginan meski hujan. Ada juga tanaman yang tumbuh di atas air sebagai penghiasnya. Pokoknya warna warni. Apalagi, kalau ikannya bolak-balik muncul ke permukaan.
So, mari ramaikan taman rakyat, Taman Balai Kemambang, Purwokerto. Taman kota yang idenya muncul saat bupati Banyumas dijabat oleh Pak Mardjoko.
Komentar